Puisi | Zan, Sahifah Hayat, Bunga yang Tak Pernah Tumbuh di Kepalamu | Rakyat Sultra, 8 Okt 2016

 Puisi Encep Abdullah


ZAN


zus, adakah kesangsian yang mendera-deru 

keasinganmu mengembara di tanah Tuhan ini? 


melakoni jejak yang entah-berantah 

tersara-bara seperti kaca tanpa kata 

berserak-sepai di kedalaman matamu


zus, hidup ini hanyalah sekadar dahiat

bila kau tak berkemas memburas jasadmu

pada Zat semesta yang membengkokkan 

tulang rusukmu


aku tak bisa meluruskannya

kata pepatah: bisa patah!


zus, keterasinganmu hanyalah ilusi

dari kesangsianmu sendiri

kita—seperti kata Chairil—

hanyalah pengembara di negeri asing


barangkali di bangsal hayat ini

kau harus lebih berdekat jarak

merapal ratib; mengubah nasib

kepada-Nya


Ciruas, 2016



SAHIFAH HAYAT


hidupku sekadar kenduri berduri

ber-saru pada Tuhan


aku yang beternak jangak 

memang layak digonjok

layak dipedar-i


keganaranku lamat-lamat mengakar

pada akal pikiranku yang lapuk


meleja ketakwarasanku sendiri

otakku melindap di makan rayap


meski Kau redut—menyangkak hati

aku butuh taklimat-Mu.


Ciruas, 2016



BUNGA YANG TAK PERNAH TUMBUH DI KEPALAMU

 

hampir tujuh tahun kau mendamba bunga-bunga di taman

kala terang, bunga-bunga tumbuh menjamur di kepalamu

menyiksa ubun-ubunmu. tak kau petik meski tak cantik.

kala gelap, bunga-bunga tumbuh subur di kulitmu

menutupi bulu-bulu kaki dan tanganmu yang terlampau lama

kau risaukan.

 

kau protes pada tuhan. “aku stres bukan kepalang!”

berdiam dalam kamar tanpa cahaya berkelebatan

sekarang bunga-bunga yang tumbuh di tubuhmu

sudah layu di makan waktu. tuhan telah mencabutnya

sampai ke akar-akarnya.

 

kau kini hanya menangis menyaksikan bunga-bunga itu

tumbuh pada tubuh lelaki lain yang tak kau kenali

bunga-bunga itu segar dan hamil. melahirkan putik-putih kehidupan

yang barangkali kau sesalkan selepas kau tidur panjang

di ranjang kegilaan.

 

bunga-bunga tak akan kembali tumbuh di kepalamu

bila napsu telah merenggut otak dan pikiranmu yang waras

aku hanya bisa berdoa. kelak bunga yang kau harapkan

akan segera datang. dan kau harus ingat

berdoalah pada tuhan biar alam tak merestui hubunganmu

dengan kesepian.

 

Maret 2015


____

Biodata Encep Abdullah

Komentar