Puisi | Pemenang I Lomba Kado Puisi untuk Untirta (Dies Natalis ke-41 Untirta)

 



Puisi Encep Abdullah 


(Naskah Lomba Kado Puisi untuk Untirta dalam rangka Dies Natalis ke-41 Untirta)


Dipujuk Rindu

: Untirta


sejak aku mencintaimu

aku dipujuk rindu

ragaku terbelingkang

menyepi di kamar kenangan


aku tahu hidupmu beliku

tapi aku belum puas 

bertanam kata 

di kebun rumahmu


di ladangmu, aku mencari juita

kau asyik menyamun cahaya

kepada para mursyid yang murba


kau terus tumbuh di bentala ini

dalam pirau pengelana

walau kadang sir jiwamu seperti lelatu

yang berlagak seperti hantu


di usiamu yang lima windu lima puluh dua minggu, 

aku masih jua limbung 

bagaimana cara aku memeluk rinduku?


Kiara, September 2022





Puisi Encep Abdullah


(Pemenang I dari 20 Finalis Lomba Kado Puisi untuk Untirta dalam rangka Dies Natalis ke-41 Untirta)


Perjamuan Doa di Sindangsari


Kutulis puisi ini sebagai tanda cintaku kepadamu

Cintaku yang tak neko-neko

Tak ada mawar atau cokelat

Tak ada kue tar atau donat


Empat puluh satu tahun usiamu

Kau merangkaki waktu 

Mengubah suai bagi para pejalan

Mencari suluh keimanan


Aduhai, kau yang lindap menuju qadim

Inilah ganjaran kesalimanmu

Kepada insan yang papa dan majenun seperti aku

Yang dulu sebelum menyusu buku-buku


Izinkan aku mengalamatkan rinduku kepadamu

Dalam perjamuan doa di Sindangsari

Semoga Tuhan merahmati dan tak memalis doa-doaku 

Meski tampak berlekas-lekas ingin segera diamini


Kutulis puisi ini sebagai salam dan pelukan

Terimalah ia meski bait-baitnya keruntang-pukang

Berkelindan dalam pusara kenangan


Untirta Sindangsari, 4 Oktober 2022


Komentar