Puisi Encep Abdullah
YAN II
1/
yan, coba kau rayu tuhan supaya ia mengerti maksud kita berdua
mencintai alis dan bulu mata yang tak bisa diujarkan dengan kata-kata
2/
yan, masih inginkah kau menaruh benang kusut di kepalamu
merusak pikiranmu di antara cinta yang berlabuh di hatimu; di hati kita
3/
yan, dengarlah suara tuhan dalam salatmu yang kadang tak khusyuk itu
atau sesekali kau rekam suaranya sebagai bukti ada jawaban yang ia berikan
4/
yan, aku tak bisa menunggu terlalu lama pada hari-hari tak bernama
ingin kusegerakan persembahanku menjadi bagian umat nabiku juga nabimu
5/
yan, kapan kita kemasi pecintaan ini dalam cinta yang indah menuju tuhan
menuju jalan yang sudah kau tulis dalam pikiranmu menjadi ratu di singgasana
6/
yan, semoga tuhan mendengarkan puisi ini
2014
KOKOK AYAM DAN GONGGONG ANJING
aku tak pernah mendengar kokok ayam setiap pagi
di sebuah tempat yang berpenghuni orang-orang sibuk sendiri
saban hari berangkat kala matahari tampak
dan pulang kala anjing tetangga mengonggong masuk kandang
siapa yang membangunkanku bila subuh tiba
selain alarm atau azan yang juga terkadang tak sempat kudengar
atau malah pura-pura tak didengar
atau menutupnya—alarm dan wajahku—dengan bantal tidur
yang banyak tetes air liur
siapa lagi yang membangunkanku saban pagi
selain anjing tetangga yang menggonggong tak jelas
hanya bersuara bila ada maling atau anak-anak yang mengganggunya
bukankah kokok ayam lebih mulia daripada anjing
kokok ayam bertanda malaikat sedang menampak padanya
bila anjing menggonggong siapakah yang menampakinya
selain daripada setan-setan keparat yang selalu mengganggu tidurku
2014
Komentar
Posting Komentar