Puisi | Yan II, Kokok Ayam dan Gonggong Anjing | Pikiran Rakyat, 22 Juni 2014

 Puisi Encep Abdullah



YAN II


1/

yan, coba kau rayu tuhan supaya ia mengerti maksud kita berdua

mencintai alis dan bulu mata yang tak bisa diujarkan dengan kata-kata

2/

yan, masih inginkah kau menaruh benang kusut di kepalamu

merusak pikiranmu di antara cinta yang berlabuh di hatimu; di hati kita

3/

yan, dengarlah suara tuhan dalam salatmu yang kadang tak khusyuk itu

atau sesekali kau rekam suaranya sebagai bukti ada jawaban yang ia berikan

4/

yan, aku tak bisa menunggu terlalu lama pada hari-hari tak bernama 

ingin kusegerakan persembahanku menjadi bagian umat nabiku juga nabimu

5/

yan, kapan kita kemasi pecintaan ini dalam cinta yang indah menuju tuhan

menuju jalan yang sudah kau tulis dalam pikiranmu menjadi ratu di singgasana

6/

yan, semoga tuhan mendengarkan puisi ini


2014


 

KOKOK AYAM DAN GONGGONG ANJING


aku tak pernah mendengar kokok ayam setiap pagi

di sebuah tempat yang berpenghuni orang-orang sibuk sendiri

saban hari berangkat kala matahari tampak

dan pulang kala anjing tetangga mengonggong masuk kandang


siapa yang membangunkanku bila subuh tiba 

selain alarm atau azan yang juga terkadang tak sempat kudengar

atau malah pura-pura tak didengar

atau menutupnya—alarm dan wajahku—dengan bantal tidur 

yang banyak tetes air liur


siapa lagi yang membangunkanku saban pagi

selain anjing tetangga yang menggonggong tak jelas

hanya bersuara bila ada maling atau anak-anak yang mengganggunya

bukankah kokok ayam lebih mulia daripada anjing


kokok ayam bertanda malaikat sedang menampak padanya

bila anjing menggonggong siapakah yang menampakinya

selain daripada setan-setan keparat yang selalu mengganggu tidurku


2014


Komentar